JILAT MEKI - Tak Terlukis Nikmat nyaTante SusiSimelekete2 - Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu SusiSimeleketeku pergi. Tapi dia menghampiriku. "Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam" Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali. "Bokilmalu ya, nggak usah malu akukan masih SusiSimeleketemu. Nggak papalah?" "Anu SusiSimelekete aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar" "Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu." SusiSimelekete sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali.
Lalu pintu terbuka pembokat SusiSimelekete yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku SusiSimeleketeku masuk masih tetap Telanjang tampa sehelai benang di badan hanya aja dia sudah pake CD model g-string. "Ada apa SusiSimelekete. Kok masih Telanjang tampa sehelai benang di badan" jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.
"Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku mau minta tolong" "Tolong apa SusiSimelekete koq serius banget.. Tapi maaf ya SusiSimelekete adik Bokilberdiri" Dia malah tertawa."Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita Telanjang tampa sehelai benang di badan" jawab SusiSimelekete. "Begini aku minta Bokilmeluluri badan SusiSimelekete soalnya tukang lulurnya nggak datang" Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba. "Mau nggak..? "Mau SusiSimelekete." Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung SusiSimelekete dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku "Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.
" Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai. "Tubuh SusiSimelekete bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara SusiSimelekete besar lagi kenceng" Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya. "Ren berhenti sebentar" Akupun berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu. "Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih." Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan. "Ren terus remas.. Uhuhh remes yang kuat" "SusiSimelekete kok jarang rambutnya dianunya SusiSimelekete.
Nggak kaya Mbak Ana" aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina. Ketika aku menyentuh vagina SusiSimelekete yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya. "Ren pijatanmu enak banget.. Terus.." Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba SusiSimelekete menegang. Serr serr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif SusiSimelekete. Lalu dia terkulai lemas. "Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya" "Tentu SusiSimelekete, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi" Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun.
Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembokat yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari. "Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu Telanjang tampa sehelai benang di badan" sebelum aku jawab. Dia memberitahukan kalau SusiSimelekete itu suka Telanjang tampa sehelai benang di badan dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembokat itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering Swiming Telanjang tampa sehelai benang di badan dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia Telanjang tampa sehelai benang di badan dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah. "Sudah ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Bokilmasih amatir" dia menggodaku. Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama SusiSimelekete bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante SusiSimelekete yang aduhai.
Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.
Cerita INI hanya Fiktif belaka..,
apa pun nama dan tempat kejadian yang sama dengan anda itu bukan kebetulan
mungkin kami ini kawan akrab anda.. wong edan.. salam Croottt....
CERITA SEBELUM NYA : Tak Terlukis Nikmat nyaTante SusiSimelekete1
Tak Terlukis Nikmat nyaTante SusiSimelekete2
Posted by Johantanjaya
Posted on 8:36 PM
with No comments


0 comments:
Post a Comment